Syeikh Muhammad Bin Sulaiman Al Jazuli seorang Wali besar yang pada zamannya, mengadakan pejalanan, sehingga beliau berada di tengah padang yang tandus, dan ketika itu beliau hendak ingin melaksanakan ibadah, dan mau berwudlu, akan tetapi beliau tidak menemukan setetes air pun yang keluar dari sumur yang biasa diambil airnya untuk minum dan wudlu oleh para gembala kambing di padang pasir tersebut. Alhamdulillah ternyata beliau menemukan sumur, akan tetapi ketika itu beliau sempat kebingungan, karena sumur tersebut airnya tidak bisa diambil karena tidak ada gayungnya (timbo = bahasa jawa).
Kemudian ada seorang perempuan (menurut riwayat perempuan tersebut adalah Rabi'ah Al Adawiyah yang terkenal akan ajaran sufinya dengan ajaran Cinta) yang melihatnya, dari bukit yang tinggi dan mengatakan: “Wahai fulan siapakah engkau…??? “Aku Al Jazuli…” jawab beliau dan Perempuan itu mengatakan : “engkau adalah seorang yang sangat terkenal dan dipuji di kalangan orang-orang sholeh, kenapa harus bingung tidak ada air…?“
Perempuan tersebut kemudian membacakan sholawat atas Nabi Muhammad SAW di depan sumur tersebut, lalu datanglah air dari dalam sumur tersebut naik hingga melimpah, dan Al Jazuli pun sangat bersyukur dapat berwudlu untuk menunaikan ibadahnya. Setelah berwudlu Syeikh Sulaiman Al Jazuli bertanya kepada perempuan tersebut: “Wahai Hamba Allah yang Shalehah…. apa yang menyebabkan engkau mendapat karomah (anugrah luar biasa) sehebat itu…? “Perempuan itu menjawab: “karena setiap hari dan malam lisanku tidak pernah berhenti membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Penuh dengan cinta dan rinduku kepadanya “Mendengar jawaban seperti itu, kemudian Al Jazuli kembali pulang, dan bersumpah pada dirinya, untuk tidak melanjutkan perjalanannya, kemudian beliau pulang dan menyepi di kamar khususnya selama hampir 15 tahun untuk mengarang kitab tentang sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Setelah kitab tersebut selesai di karangnya, kitab tersebut di beri nama DALAILUL KHAIRAT. Kemudian kitab tersebut di ajar-ajarkan kepada murid-muridnya. Kemudian setelah kitab tersebut di ajarkan kepada murid-muridnya, Syeikh Sulaiman Al Jazuli wafat, pada 16 Rabiul Awwal 870 H pada usia 63 Tahun, di makamkan di pinggir sungai. Ketika, terjadi banjir besar, orang-orang desa disekitar makam Syeikh Sulaiman Al Jazuli merasa khawatir, bahwa di pinggir sungai tersebut ada sebuah makam, akhirnya mereka bermusyawarah untuk memindahkan jasad yang tertanam di dalam makam tersebut, untuk di pindah di belakang masjid desa Jazulah Maghribi (Maroko). Setelah makam di bongkar, masyarakat desa ta’jub yang luar biasa karena semerbak harum nan wangi semerbak dari dalam makam (kuburan) tersebut, sangat menakjubkan jasadnya masih utuh seperti orang yang baru meninggal, padahal beliau sudah meninggal 3 tahun.
Khususon ila Syeikh Muhammad Bin Sulaiman Al Jazuli AL FATIHAH…… Semoga kita mendapatkan berkah dan sirrnya. Amin ....
Post a Comment Blogger Disqus