Apa hukum mempelajari Tasawuf?
Imam al-Ghazali berkata:
"Hukum mempelajari tasawuf adalah fardu ain karena manusia tidak terjaga dari aib atau kekurangan kecuali para anbiya."
Syeikh al-Syazili berkata:
"Siapa yang tidak mempelajari ilmu ini, niscaya dia mati dalam dosa besar yang tidak disadarinya."
Syeikh Dahlan al-Kadiri dalam kitabnya Siraj al-Talibin menyatakan bahwa:
"Hukum belajar tasawuf adalah wajib 'aini pada setiap orang mukalaf. Ini karena sebagaimana wajib islah yang zahir, begitu juga islah yang batin".
Imam Malik mengungkap:
"Siapa mempelajari tasawuf tanpa fiqh, dia kafir zindik. Siapa mempelajari fiqh tanpa tasawuf, dia fasiq. Siapa yang mempelajari kedua-duanya niscaya dia tahkik (benar)."
Ibn 'Ajibah berkata:
"Orang yang mempelajari tasawuf tanpa fiqh menjadi kafir zindik karena dia mengucap dengan cara terpaksa tanpa mengetahui hikmah dan hukum-hukumnya. Manakala orang yang belajar fiqh saja tanpa tasawuf menjadi fasiq karena dia beramal tanpa memberikan sepenuhnya tumpuan, hati dan perasaannya kepada Allah. Ini menyebabkan amalannya tidak ikhlas.
Sementara tahkik hanya diperoleh melalui fiqh dan tasawuf sehingga seorang itu dapat melaksanakan segala kewajibannya berdasarkan ilmunya dan melakukannya dengan sepenuh hati.
Oleh sebab itu, jelaslah bahwa tasawuf dan fiqh itu dua ilmu yang saling melengkapi antara satu sama lain. Tidak sempurnalah fiqh itu tanpa tasawuf, sebagaimana pincangnya tasawuf tanpa fiqh."
Apa faedah mempelajari ilmu Tasawuf?
Tasawuf dipelajari untuk mendidik hati dan untuk mengenali (makrifat) Allah Yang Maha Mengetahui.
Sebagaimana kata Ibn 'Ajibah;
"Hasil mempelajari tasawuf adalah untuk melepaskan diri daripada runtunan hawa nafsu, memelihara hati daripada sifat keji dan berakhlak dengan akhlak yang mulia."
Apakah tajuk pembahasan Tasawuf?
Tasawuf ialah ilmu yang membahas tentang zat Allah Yang Maha Tinggi untuk membolehkan seorang hamba mengenali-Nya berdasarkan ayat-ayat (bukti-bukti) yang ditunjukkan-Nya.
Tasawuf juga membimbing jiwa, hati dan roh agar menyucikannya. Tasawuf menitikberatkan persoalan akhlak dengan mengalakkan sifat mahmudah (yang terpuji) dan menghindari sifat mazmumah (yang dikeji).
Apakah matlamat mempelajari Tasawuf?
Antara matlamat mempelajari tasawuf itu adalah seperti berikut;
- Makrifat (mengenali) Allah SWT dengan cara beribadah kepada-Nya bersungguh-sungguh.
- Penyucian, pembersihan dan peningkatan jiwa sehingga ia layak memperolehi makrifat Ilahi.
- Membina masyarakat yang sejahtera dengan asas yang baik, akhlak yang mulia, berpegang dengan peraturan-peraturan agama dan jalan-jalan rahasia kesufian yang meningkatkan martabat pengamal.
Setya Sastrodimedjo
Post a Comment Blogger Disqus