“Lebih Cerdik Dari Anaknya…..”
Ia adalah wanita Tabi’in yang dititahkan keabadian dalam dunia pengetahuan. Tak lain karena kapasitas ilmu, pengetahuan fiqh dan sikap zuhudnya. Disamping itu, ia adalah ibu yang melahirkan dua pemuda yang mengukir sejarah dunia dalam bidang ilmu, keutamaan, sikap zuhud dan sastra.
Anak pertamanya dan sangat terkenal adalah al-Hasan bin Abi al-Hasan Yasar al-Anshari al-Bashri at-Tabi’in, syaikh bagi penduduk Bashrah, dan juga pemimpin umat dizamannya dalam bidang ilmu.
Muhammad bin Sa’ad menceritakan tentang dirinya,”Hasan seorang yang mumpuni, alim, luhur, ahli fiqh, tsiqah, terpercaya, gemar beribadah, perilaku yang baik, banyak ilmunya, fasih tutur katanya, tampan dan gagah.”
Imam adz-Dzahabi mengatakan,” Ia lelaki yang sempurna bentuknya, sedap dipandang mata, tampan dan termasuk pemberani.
Sedangkan anak keduanya adalah Said bin Abi al-Hasan Yasar al-Bashri, termasuk tabi’in yang tsiqat, mendapatkan hadis dari ibunya dan merupakan hasil dari didikan ibunya. Imam Nasa’I dan lainnya menyatakan ketsiqahannya. Ia juga termasuk yang terbaik dari kalangan orang-orang zuhud dan gemar beribadah. Ia dijuluki rahib karena sikap religiusnya, dan hadis-hadisnya terdapat dalam kumpulan hadis.
Sementara ibu dari kedua tokoh terbaik ini adalah Khairah, ibu al-Hasan al-Bashri. Ia dikenal sebagai budak Ummul Mukminin Ummu Salamah. Khairah juga termasuk wanita terhormat Tabi’in, dan juga tsiqah, dan termasuk wanita yang mendapatkan ilmu dari stri-istri Rasulullah SAW. Suaminya adalah Yasar, seorang budak dari pertempuran “Maisan”(lahan luas yang rimbun dan banyak pohon kurma, wilayah dataran rendah Bashrah) tinggal dimadinah dan dimerdekakan disana. Tidak lama kemudian ia dinikahkan dengan wanita terbaik, Khairah, budak Ummu salamah. Hal ini terjadi pada masa pemerintahan Umar bin Khaththab.
Khairah, termasuk istri terbaik bersama suaminya. Sebab ia mengurusi keperluannya tanpa menangguhkan pengabdiannya kepada Ummu Salamah. Allah memberikan keturunan terbaik dan shalihah bagi pasangan suami isteri ini. Keturunan yang menjaga kehidupan keduanya pada masa yang akan dating lewat ilmu yang menghiasi manusia dan menghidupkan ingatannya. Khairah melahirkan anaknya, al-Hasan, dua tahun sebelum akhir pemerintahan Umar bin Khaththab pada 21 H.
Dalam didikan istri Rasulullah SAW, Ummu Salamah, Khairah lulus dan meriwayatkan hadis darinya. Sebagaimana juga ia meriwayatkan hadisdari Aisyah. Sebaliknya dari Khairah banyak tokoh-tokoh tabi’in baik laki-laki maupun perempuan yang meriwayatkan hadis. Dari kalangan laki-laki diantaranya kedua anaknya al-Hasan dan Said, Ali bin Zaid bin Jud’an (Ia adalah seorang ahli fiqh dan ulama generasi tabi’in, selain seorang penghafal dan imam hadis) dan Muawiyah bin Qurrah al-Muzani (Ia adalah Imam yang cermat, beliau adalah ayah dari hakim terkenal sekaligus tabi’in yang bernama Qadhi Iyyas, Ia meriwayatkan hadis dari banyak sahabat dan tabi’in senior) yang semuanya adalah tokoh terdepan tabi’in yang tsiqah.
Adapun dari kalangan wanita adalah Hafshah binti sirin pemimpin wanita tabi’in, Ummul Hudzail al-Anshariyah, sebagaimana yang dikatakan Iyyas bin Muawiyah,”Saya tak menemukan orang yang aku lebih aku hargai darinya.” Ia menghafal Al-Qur’an saat umurnya 12 tahun. Bagi Iyyas ia lebih baik daripada al-Hasan al-Bashri dan juga saudaranya sendiri Muhammad bin Sirin dalam bidang ilmu dan ibadah.
Khairah meriwayatkan bahwa ia pernah melihat Ummu Salamah , istri Rasulullah SAW, melaksanakan shalat dengan ,mengenakan baju panjang dan penutup kepala. Banyak sekali tokoh-tokoh yang meriwayatkan hadis darinya kecuali Imam Bukhari.
Khairah seorang yang setia kepada Ummu Salamah. Ia adalah budak miliknya. Selalu melayaninya dan melaksanakan pekerjaan rumahnya, atau perhatian pada anak-anaknya, mengurusi sekaligus merawat mereka. Al-Hasan meriwayatkan dari ibunya Khairah bahwa ibunya menyusukannnya pada Ummu Salamah, istri Rasulullah SAW.
Tampaknya, Khairah sangat serius dalam melayani Ummu Salamah. Demikian sebaliknya Ummu Salamah memperlakukannya dengan sangat baik setiap mengutusnya untuk keperluan dirinya. Seperti disebutkan bahwa Ummu Salamah pernah menyuruh Khairah untuk suatu keperluan, sehingga ia tidak sempat mengurus anaknya al-Hasan yang saat itu masih menyusu ibunya, hingga al-Hasan kecil menangis. Maka Ummu Salamah menyibukkan dirinya dengan memberikan susunya hingga al-Hasan menyusu pada kedua wanita. Sehingga banyak Ulama yang berpendapat bahwa kecemerlangan al-Hasan adalah buah keberkahan dari susuan wanita yang terhubung kepada Rasulullah SAW.
Seperti yang dikisahkan juga bahwa Ummu Salamah mengajak keluar al-Hasan yang masih kecil kepada para Shahabat Rasulullah SAW. Mereka semua mendoakannya. Suatu ketika ia mengajaknya keluar menemui Umar bin Khaththab R.a. Ia pun mendoakannya,”Ya Allah, berikanlah pemahaman mendalam pada agama dan jadikan ia di cintai oleh umat manusia.”
Dengan semua ini, Khairah memperoleh keberkahan pada putranya al-Hasan berkat doa dari Umar bin Khathab, dan menjadikannya sebagian dari tabi’in terbaik. Seseorang apabila melihat al-Hasan berguna baginya, dan meskipun tidak melihat amal perbuatannya dan tidak mendengar perkataannya. Tentang al-Hasan, banyak orang yang mengatakan,” Itulah orang yang kata-katanya seperti perkataan para Nabi.”
Khairah ibu al-Hasan mengambil manfaat terbesar dari hafalan Ummu Salamah, pengetahuan dan kebersamaannya padanya. Sebab, Ummu Salamah termasuk Shahabiyah yang banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah SAW, terlebih lagi ia adalah Istri Rasulullah SAW sendiri. Ia adalah wanita yang terbanyak meriwayatkan hadis dan terbanyak menghafalnya setelah Ummul Mukminin Aisyah. Ummu Salamah meriwayatkan hadis sebanyak 378 Hadis. Jumlah hadis sebanyak ini menempatkannya pada jajaran ahli fiqh wanita dan ilmuwan wanita terdepan. Dalam sisi ini Khairah mengambil manfaat dengan riwayat darinya, dan juga memanfaatkan ilmu-ilmunya.
Khairah mendapatkan banyak kebaikan karena kebersamaannya dengan Ummu Salamah. Ia menjadi wanita tabi’in yang dalam pemahamannya, banyak hafalan dan ketepatannya. Ibnu Hibban memasukannya dalam kategori para perawi yang tsiqah.
Ia juga sering duduk bersama para wanita untuk menasehati, mengajarkan hukum-hukum yang didapatkannya dari Aisyah dan Ummu Salamah. Tampaknya Khairah terkesan sedikit menonjolkan dirinya dan hafalannya. Ia menganggap dirinya lebih tinggi daripada anaknya dalam bidang ilmu dan pengetahuan. Cerita lucu tentang hal ini, seperti yang diutarakan oleh Ibnu Khalkan dalam kitab al-Wafayat tentang al-Hasan dan ibunya. Ia berkata,”Suatu hari ibunya, Khairah sedang bercerita di antara para wanita. Saat yang sama masuklah al-Hasan. Di tangan ibunya ada kue yang sedang dimakannya. Ia pun berkata kepada ibunya,”Wahai ibuku, buanglah kue jelek itu dari tanganmu!”
Sang ibu berkata,”Wahai anakku, sesungguhnya engkau seorang yang sudah tua dan berpengalaman membuatnya.”
Ia menjawab,”Wahai ibu, siapakah di antara kita yang lebih tua?”
Dari cerita gurauan ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Khairah berumur panjang, sebab pernyataannya kepada anaknya,’sesungguhnya engkau seorang yang sudah tua dan berpengalaman’, akan tetapi kita tidak dapat memastikan kapan wafatnya. Perkiraan yang terkuat bahwa ia wafat pada akhir abad pertama Hijriyah.
Semoga Allah merahmati Khairah, Ibu al-Hasan, semoga Allah memberikan tempat terbaik untuknya dan menjadikannya bersama-sama orang-orang pilihan yang terbaik dalam keabadian rahmatNya……Amien
Sumber :
101 Kisah Tabi'in
Post a Comment Blogger Disqus