Syeikh Bentong

Selain Syeikh Quro di Karawang dikenal juga tokoh yang bernama Syeikh Bentong.  Syeikh Bentong disebut pula dengan nama Panembahan Pulomasigit atau Syeikh Darugem. Menurut tradisi lisan masyarakat, Syeikh Bentong adalah murid Syeikh Quro yang paling dekat yang kemudian dijadikan anak angkat. Beliaulah yang mendampingi Syeikh Quro dalam melakukan uzlah di Kampung Pulobata, Pulokalapa. Setelah Syeikh Quro wafat mungkin beliau melanjutkan Islamisasi di sekitar Pulokalapa hingga akhir hayat. Sehingga beliau dimakamkan di Kampung Pulobata, Pulokalapa.

Komplek makam Syeikh Bentong disebut Keramat Pulomasigit berada di sebelah utara komplek makam Syeikh Qura, tepatnya pada koordinat 06° 15' 022" Lintang Selatan dan 107° 28' 915" Bujur Timur.

Makam Syeikh Bentong berada pada bangunan cungkup berukuran 9 x 12 m. Untuk memasuki halaman cungkup makam melalui gerbang masuk yang berada di sisi selatan. Bangunan cungkup terdiri tiga ruangan. Ruangan paling depan merupakan serambi terbuka. Ruang tengah merupakan ruangan tempat para peziarah. Ruang paling dalam merupakan ruang tertutup tempat makam Syeikh Bentong. Para peziarah tidak diperkenankan memasuki ruang makam. Di depan pintu masuk terdapat tempat pembakaran kemenyan atau hio. Abu sisa pembakaran tampak tertampung pada belanga yang terbuat dari bahan tembikar. Bangunan cungkup merupakan bangunan baru. Lantai dan sebagian dinding dilapisi keramik berwarna putih.

Di sebelah timur bangunan makam terdapat masjid berukuran 12 x 12 m. Atap masjid berbentuk tajug tumpang dua. Pada keempat sudut atap terdapat semacam menara. Di belakang masjid terdapat sumur yang dikeramatkan. Sumur ini berada di tengah kolam. Para peziarah yang akan mengambil air sumur harus melewati kolam tersebut. Di sebelah barat bangunan cungkup makam Syeikh Bentong juga terdapat bangunan masjid. Masjid dilengkapi ruangan khusus untuk jamaah perempuan (pawestren). Atap bangunan utama masjid berbentuk tajug tumpang dua. Ruangan pawestren berada di bagian utara masjid beratap limas memanjang.

Sumber : Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat

Setya Sastrodimedjo