Imam Al Ghazali |
Ada dua orang bersaudara. Yang satu ahli ibadah sedangkan satu lagi tukang maksiat. Suatu hari tukang ibadah digoda oleh nafsunya untuk mengikuti syahwatnya. Nafsunya memprovokasi bahwa dirinya sudah sangat lama menghabiskan umurnya dalam beribadah. Ia berandai-andai bahwa jika dirinya selesai melampiaskan nafsunya, ia akan segera tobat karena dirinya mengetahui bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dalam hatinya tukang ibadah ini berkata, “Saya akan turun ke lantai bawah tempat saudaraku berada. Saya akan mengikuti apa yang dilakukan olehnya (yaitu melampiaskan nafsu dengan berbagai bentuk maksiat dan kesenangan). Setelah itu saya akan bertobat dan menghabiskan umurku untuk beribadah kepada Allah. Maka turunlah dia ke lantai bawah sambil membawa niat tersebut.
Adapun saudaranya yang tukang maksiat, dalam hatinya, berkata, “Saya telah menghabiskan umurku dalam kemaksiatan. Sedangkan saudaraku terus-terusan beribadah. Saudaraku akan masuk surga sedangkan saya akan masuk kedalam neraka. Demi Allah, saya akan tobat dan naik ketempat saudaraku untuk ikut serta beribadah dengannya. Saya akan menggunakan sisa umurku untuk beribadah. Semoga Allah memaafkanku.” Maka, dia naik keatas untuk menemui saudaranya dengan niat tersebut.
Sementara itu, saudaranya yang sedang diatas dan bermaksud turun ke bawah dengan niat untuk ikut melakukan maksiat sedang menuruni tangga. Tiba-tiba, kakinya terkilir dan jatuh ke bawah. Jatuhnya tepat sekali menimpa saudaranya yang akan naik ke atas dengan niat bertobat. Keduanya meninggal seketika. Si tukang ibadah dibangkitkan oleh Allah dalam keadaan berniat maksiat sedangkan si tukang maksiat dibangkitkan oleh Allah dalam keadaan berniat untuk beribadah.
Kisah Hikmah
Kumpulan Kisah dari Kitab-Kitab Imam Al-Ghazali
Post a Comment Blogger Disqus