Al-Junaid Al-Baghdadi mengatakan, “Seorang sufi tidak seharusnya hanya berdiam diri di masjid dan berzikir saja tanpa bekerja untuk nafkahnya. Sehingga untuk menunjang kehidupannya orang tersebut menggantungkan diri hanya pada pemberian orang lain. Sifat-sifat seperti itu sangatlah tercela. Karena sekali pun ia sufi, ia harus tetap bekerja keras untuk menopang kehidupannya sehari-hari. Dimana jika sudah mendapat nafkah, diharapkan mau membelanjakannya di jalan Allah SWT.”
Menurutnya, setiap Muslim, termasuk juga para sufi, harus mengikuti jejak Rasulullah SAW, yaitu menjalani kehidupan ini seperti manusia biasa, menikah, berdagang, berpakaian yang pantas. Tapi juga dermawan. Al-Junaid Al-Baghdadi menegaskan bahwa tasawuf adalah Mengenal Allah, sehingga hubungan antara kita dengan-Nya tiada perantara. Seorang Muslim harus memiliki akhlak yang baik sesuai sunnah Rasul dan meninggalkan akhlak yang buruk. Lalu, harus melepaskan hawa nafsu seperti dikehendaki Allah serta harus merasa tiada memiliki apa pun, juga tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali Allah SWT.
Pelaksanaan sikap zuhud menurut Al-Junaid bukanlah meninggalkan kehidupan dunia sama sekali, tetapi tidak terlalu mementingkan kehidupan duniawi belaka.
Allah SWT berfirman, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah engkau lupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah engkau berbuat kerusakan di bumi Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS AI-Qashash : 77)
Post a Comment Blogger Disqus