Mistikus Cinta

0
Putri Cempa Gresik
Banyak versi sejarah mengenai Putri Cempa (Campa), berikut sedikit dari begitu banyak kisah yang berkembang di masyarakat:

Putri Cempa Di Gresik

Makam Putri Cempa terletak sekitar 2 km disebelah timur bekas komplek Kedaton Giri, di Dusun Petukangan Kelurahan Gending berjarak 4 km dari alon-alon Kota Gresik ke arah barat daya.

Cungkup Makam Putri Cempa menghadap kearah selatan, berdenah bujursangkar dan beratap joglo. Dinding cungkup berbahan bata berspesi jirat dan nisan makamnya dibuat dari batu putih tanpa hiasan, dengan bentuk lancip dibagian atapnya.

Di situ bersemayam seorang putri dari negeri Campa (Vietnam) yang menjadi istri Sunan Giri.

Karena kagum dan terpesona dengan watak dan keluhuran budi pekerti Sunan Giri, maka putri jelita ini pun menikah dengan sunan. Ternyata, putri cantik ini adalah seorang saudagar negeri Campa atau Vietnam.

Versi lain tentang cerita Putri Campa ini ialah ia hanya menaruh hati kepada Sunan Giri. Namun, Sunan Giri tidak menanggapinya hingga akhir hayat putri itu.

Setelah mengikuti jejak Sunan Giri dalam memperjuangkan Islam di Pulau Jawa dan Gresik, Putri Campa yang oleh masyarakat Gresik dinamakan Putri Cempo.

Ia pun meninggal dunia dan jenazahnya dimakamkan secara Islam di perbukitan yang teduh. Pemakaman ini ditumbuhi pohon-pohon rindang dan tidak jauh dari kawasan Kebomas.

Putri Cempa Istri Prabu Brawijaya V Majapahit

Banyak orang melupakan sejarah tentang Putri Campa (Cempo), beliau adalah ibunda dari Raden Fattah Raja Demak pertama. Selain ibunda seorang Raja Demak, Putri Campa ternyata adalah bibi dari Sunan Ampel, karena memang belum diyakini sebagai pemeluk Islam maka sejarah Putri Campa memang tidak begitu terkenal seperti Putra beliau yaitu Raden Fattah.

Ada pula cerita yang mengatakan bahwa sebenarnya Putri Campa sudah memeluk Islam dan mengajak suaminya yaitu Prabu Brawijaya V untuk masuk Islam setelah mereka menikah. Bahkan dalam Serat Darmogandul pupuh 20 menceritakan sebelum Prabu Brawijaya V meninggal beliau berpesan jika meninggal beliau ingin dimakamkan secara Islam. dan banyak pula yang mengatakan bahwa kerajaan Majapahit mulai memeluk Islam pada pemerintahan Prabu Brawijaya atau yang lebih dikenal sebagai Dammar Wulan.

Setelah meninggal pada tahun 1448 Putri Campa dimakamkan di Dusun Petukangan Kelurahan Gending yang berjarak 4 kilo meter dari alun-alun Kota Gresik tepatnya ke arah barat daya, atau 2 kilo meter dari bekas komplek Kedaton Giri. Makam Putri Campa di tandai dengan ditandai nisan pada bagian kepala saja. sementara Prabu Brawijaya V terdapat nisan bagian kepala dan kaki. Makam Putri Campa juga banyak dikunjungi penziarah terutama pada malam Jum’at Legi pada penanggalan Jawa. Selain itu Makam Putri Campa juga masih dekat dengan makam kakek Sunan Ampel kira-kira hanya berjarak 1 kilometer dan juga dekat dengan Candi Menak Jingo.

Putri Cempa di Trowulan
 
Putri Cempa
Terletak di desa Trowulan, kecamatan Trowulan, dapat dicapai dari peremapatan Trowulan ke arah selatan sekitar 500 m, kemudian pada sebuah simpang tiga belok ke timur sejauh lebih kurang 250m. tepatnya bangunan Makam Putri Cempa di sebelah timur Laut Kolam Segara.

Makam Putri Cempa dikeramatkan terutama pada hari-hari tertentu yaitu pada malam Selasa Kliwon dan Jum'at Legi ramai dipenuhi oleh para wisatawan dalam berbagai keperluan. Nama “Putri Cempa” adalah nama yang diberikan berdasarkan cerita rakyat.

Obyek yang mempunyai nilai kepurbakalaan adalah batu nisan berangka tahun 1370 Saka (1448 M) dalam huruf Jawa Kuno. Nisan berangka tahun tersebut sebanyak dua buah, yang satu terletak di makam utama yaitu di halaman paling belakang di tempat yang letaknya agak tinggi dan sebuah lagi di halaman tengah dalam ukuran lebih kecil.

Sejarah Putri Cempo di Desa Bonang

Putri Cempa
Setengah riwayat menyebutkan bahwa Putri Campa nama aslinya Dewi Kasyifah putri Syeikh Ibrahim Asmarakandi. Ketika masih kecil Putri Campa pergi menutut ilmu hingga sampai di negeri Campa.

Seorang ahli sejarah meyebutkan bahwa Campa terletak di Kamboja (Indocina), tetapi yang lain menyebutkan bahwa Campa terletak di Aceh.

Di Negara Campa tersebut Kasyifah diambil anak angkat oleh seorang Tionghoa (Cina). Setelah diambil sebagai anak angkat, nama Kasyifah diganti dengan nama Indrawati. Setengah riwayat juga meyebutkan bahwa Kasyifah juga bernama Asiyah.

Oleh orang Cina tersebut Indrawati dihadiahkan kepada Raja Majapahit Prabu Brawijaya ke V, dengan suatu permintaan agar bangsa Cina diperbolehkan untuk tetap tinggal di tanah Jawa dan dijaga keselamatannya.

Prabu Brawijaya sangat terkesan dan tertarik akan kecantikan Dewi Indrawati, beliau menerima hadiah tersebut dengan senang hati, serta meluluskan permintaan Cina tersebut. Dari hasil perkawinan Prabu Brawijaya dengan Dewi Indrawati lahirlah R. Sultan Patah yang nantinya akan bergelar sebagai Sultan Kerajaan Islam Demak Bintoro.

Setelah Raden Patah ditetapkan oleh para Wali Tanah Jawa dalam musyawarahnya di Ampel sebagai Sultan Kerajaan Demak yang berkuasa sekitar tahun 1500 - 1518 M. Saat itu Dewi Indrawati berkeinginan untuk menengok putranya yang dikabarkan telah menjadi Raja Kerajaan Islam Demak Bintoro. Kedatangan Dewi Indrawati, di Demak sedang berlangsung Musyawarah Para Wali untuk membahas perkembangan agama Islam di tanah Jawa. Atas permintaan R. Ibrahim Sunan Bonang, serta persetujuan R. Patah beserta Ibunya Dewi Indrawati diajak ke Bonang Lasem untuk mengajar dan dan memimpin para Muslimat di Bonang. Akhirnya Putri Campa/Dewi Indrawati ibu Raden Patah menjadi muballighah hingga akhir hayatnya. Beliau wafat dan dimakamkan di dekat Pasujudan Kanjeng Sunan Bonang di desa Bonang Lasem.


Referensi:
Kabupaten Gresik, Makam Putri Cempa 
Detik Travel, Sunan Giri dan Kisah Cinta Putri Campa di Gresik
Flyon Tiket, Makam Putri Campa
Yayasan Sunan Bonang (YSB), Sejarah Putri Cempo di Desa Bonang


Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Mistikus Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:




Anda sedang membaca Putri Cempa | Silahkan Like & Follow :
| | LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Mistikus Channel
| Kajian Sufi / Tasawuf melalui Ensiklopedia Sufi Nusantara, klik: SUFIPEDIA.Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Blogger Disqus

 
Top