Mistikus Cinta

0
Fox TV Datang Kerumah Mawlana Syaikh Nazim Adil Haqqani qs untuk mewawancarai beliau karena Para penambang Chili yang terjebak selama 70 hari di Chili setelah mereka diselamatkan kemudian mereka berkunjung kerumah Mawlana Syaikh Nazim qs dari Chili ke Cyprus Turki.

Pewawancara FOX:  Kami mendengar ada kejadian serupa di Cina. Ada orang Turki dari Turkmenistan, yang selalu disiksa oleh pemerintah Cina. Setiap kali mereka disetrum maka tiba-tiba listrik padam di tempat itu, dan orang ini melihat Anda Syekh Nazim mendatanginya dan melindunginya. Kami mendengar ia datang ke sini untuk bertemu Anda juga setelah ia berhasil melarikan diri dari penjara Cina itu.

Mawlana Syaikh Nazim:  Ya, dia datang ke sini dan dia masih di sini di Zawiyah kami. Anda mungkin dapat juga mewawancarainya juga jika itu yang Anda inginkan.

Pewawancara FOX: Jadi banyak yang datang menemui Anda, Syekh Nazim Effendi?

Mawlana Syaikh Nazim:  Mereka yang bisa datang, akan datang. Dan bagi mereka yang tidak bisa datang karena kemiskinan, kesehatan, atau dalam penganiayaan, maka saya yang akan menjangkau mereka di manapun mereka berada.

Kisah Shaykh Abdur Rahman Seorang Hafidz di China, Karomah Syeikh Nadzim al-Haqqani.

Cerita ini dituturkan oleh syeikh Asyraf Sa’ad al-Azhari dalam laman facebook beliau.

Shaykh Abdurrahman dulu pernah di penjara oleh pemerintah China dengan tuduhan menghapalkan al-Quran. Pada waktu dia di penjara, pada suatu malam, ia didatangi oleh seseorang dalam mimpi. Di dalam mimpinya, orang tersebut memerintahkan Abdur Rahman untuk keluar dari penjara. Dia tidak tahu siapakah orang yang datang dalam mimpinya. Ia juga tidak tau apa gerangan takwil dari mimpi tersebut. Selang beberapa hari, ia dapat keluar dengan cara menyuap pegawai penjara melalui ayahnya yang merencanakan semuanya.

Setelah keluar dari penjara, sang ayah meminta Abdur Rahman untuk segera meninggalkan China. Dan, negara yang dituju adalah Turki. Tibalah ia di Turki. Ia memilih menetap di pemukiman kaum muslimin. Hingga pada suatu waktu, ia mendapati orang yang hadir dalam mimpinya pada sebuah acara televisi. Ia lantas bertanya tentang biografi orang tersebut dan dimana dia tinggal. Sontak, para tetangganya memberikan informasi dengan detail bahwa orang yang dia temui dalam mimpinya dan yang berada di siaran TV adalah Mawlana Syaikh Nazim Adil Haqqani qs, dan dia mencari tahu siapa sebenarnya orang tersebut dan dimana beliau tinggal.Ia tidak sabar untuk menemuinya.

Ia langsung berkemas dan berangkat menuju alamat yang telah diberikan oleh kenalannya. Tapi apa apa yang terjadi, di tengah perjalanan, dia dibuat tersesat oleh seorang wahabi. Ia menanyakan alamat kepada wahabi tersebut dan dia memberikan petunjuk palsu. Dengan susah payah akhirnya ia menemukan alamat yang dituju. Ia memilih shaf paling depan agar dapat leluasa memandang sang syeikh. Ketika syeikh tiba dan telah duduk ditempatnya, sang Syeikh mengarahkan pandangan kepadanya.

Syeikh Nazim qs tersenyum kemudian berkata: “Kamu hapal Al Qur'an?”.

Ia menjawab: “ Ya, benar Syeikh”.

“Sekarang bacakan beberapa ayat untukku!”

Abdurrahman membacakan beberapa ayat. Hadirin dan Syeikh Nazim terkesima dengan keindahan bacaan Quran Abdurrahman. Semenjak saat itu, setiap ada majlis pengajian dia yang menjadi qari’. Setelah beberapa bulan menjadi qari’ tetap, ia diperintahkan Syeikh Nazim qs untuk ke Mesir guna mendapatkan ijazah al-Quran dari al-Azhar. Waktu yang diberikan padanya hanya lima hari. Waktu yang kelihatannya sangat mustahil untuk mendapatkan ijazah al-Quran dari institusi yang terkenal sangat selektif dan ketat dalam memberikan ijazah ini.

Bahkan para Syeikh-syeikh Besar perlu waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan ijazah. Tapi, apa boleh buat. Begitulah “Perintah Syeikh Nazim qs kepadanya. Dijadwalkan Jumat pagi Abdurrahman sudah sampai di bandara Kairo. Agenda hari pertama adalah berziarah ke makam Sayidina Hussen as, cucu Rasulullah saw dilanjutkan shalat Jum’at di tempat yang sama. Disaat menunggu shalat Jumat, telinganya mendengar lantunan al-Quran dari masjid al-Azhar. Ia menanyakan siapa yang sedang melantunkan al-Quran itu. Apakah suara itu berasal dari kaset atau sang Qari’ yang sedang melantunkannya. Ternyata, sang qari’ adalah Syeikh al-Thablawi, qari’ yang digandrunginya.

Ia  kemudian ke masjid al-Azhar. Setelah shalat Jumat usai, ia menyambangi Syeikh al-Thablawi. Ia memperkenalkan diri untuk kemudian memperdengarkan bacaannya kepada Syeikh al-Thablawi. Selesai, ia memohon Syeikh al-Thablawi untuk memberikan ijazah. Syeikh al-Thablawi berjanji akan memberikan ijazaha esok hari di kediamannya. Pada hari yang sama, ia menghadiri majlis Al Quran Syeikh Abdul Hakim Abdul Latif. Beliau meminta Abdurrahman memperdengarkan bacaannya. Syeikh Abdul Hakim puas dengan bacaan Abdur Rahman, akan tetapi beliau tidak berkenan memberikan ijazah kecuali jika Abdur Rahman memperdengarkan al-Quran secara utuh.

Setelah hari pertama ia mendapatkan keajaiban, hari-hari berikutnya juga tidak lepas dari keanehan. Empat hari sisa kunjungannya di Mesir akan ia gunakan untuk menghadiri pengajian-pengajian al-Quran. Salah satu tempat yang dituju adalah pengajian yang diasuh oleh Syeikh al-Mu’ashrawi. Ia diuji kecakapannya dalam membaca Al Quran oleh syeikh. Pertanyaan-pertanyaan sulit semuanya dapat diatasi. Akhirnya, Syeikh al-Mu’ashrawi memberikan ijazah. Dalam waktu yang singkat Abdur Rahman telah mendapatkan ijazah dari dua ulama al-Quran terkemuka di bumi Kinanah.

Apakah persoalan sudah tuntas? Belum. Persoalan terahir yang dihadapi adalah pengesahan ijazah oleh Institusi al-Azhar. Masalah pengesahan ijazah akan memakan waktu yang lama. Maklum, urusan birokrasi disini terkenal lelet. Waktu yang tersisa hanya satu hari. Para pengikut Syeikh Nazim Adil Haqqani qs yang berada di Mesir berinisiatif untuk mempertemukan Abdur Rahman dengan Syeikh al-Azhar, Syeikh Ahmad al-Thayib. Pertemuan dengan Syeikh Ahmad al-Thayib berlangsung di hari akhir kunjungannya. Tepatnya beberapa jam sebelum pulang ke Turki.

Setelah menceritakan sekelumit perjalanan hidupnya dan tugas yang dibebankan oleh Mawlana Syekh Nazim Adil al-Haqqani kepada dirinya, ia lantas mengutarakan tujuan utama menghadap Syeikh al-Azhar. Tujuannya adalah meminta bantuan agar dipermudah untuk mendapatkan pengesahan ijazah al-Quran oleh al-Azhar. Syeikh Ahmad al-Thayib langsung menghubungi Majma’ Buhuts, lembaga yang berwenang mengurusi hal tersebut. Akhirnya, urusan pengesahan dapat berjalan dengan lancar. Ia kembali ke Turki dengan senyum mengembang, hanya lima hari dia mendapatkan Ijazah Al-Quran berkat Karamah Sultan Awliya Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani an-Naqshbandi qs.

Wa min Allah at Tawfiq

Jangan lupa dukung Mistikus Channel Official Youtube Mistikus Blog dengan cara LIKE, SHARE, SUBSCRIBE:




Anda sedang membaca Karamah Syaikh Nazim Membebaskan Seorang Hafidz yang Disiksa Dipenjara China | Silahkan Like & Follow :
| | LIKE, SHARE, SUBSCRIBE Mistikus Channel
| Kajian Sufi / Tasawuf melalui Ensiklopedia Sufi Nusantara, klik: SUFIPEDIA.Terima kasih.
Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Instagram | Facebook.

Post a Comment Blogger Disqus

Post a Comment

 
Top