Berhubung dengan adab-adab salik terhadap diri sendiri, Shaikh Muhammad Amin al-Kurdi menghuraikannya sebanyak 24 perkara. (Muhammad Amin Al-Kurdi, Tanwir al-Qulub, 531-534). Di sini kita ringkaskan beberapa perkara yang difikirkan penting. Antaranya ialah seperti berikut:
- PERTAMA, salik mestilah mengekalkan zikrullah dan muraqabahnya.
- KEDUA, salik tidak boleh bersahabat dengan orang-orang yang jahat.
- KETIGA, hendaklah beramal zikrullah di tempat yang tidak dapat dilihat oleh orang yang bukan ahli zikir, seperti anak isteri dan sebagainya.
- KEEMPAT, hendaklah meninggalkan kebiasaan berlebih-lebih dalam kehidupannya.
- KELIMA, hendaklah membuang sifat cinta dunia dan perhatiannya mestilah ke akhirat saja.
- KEENAM, janganlah tidur dalam hadas besar dan hendaklah ia senantiasa suci dari najis dan hadas.
- KETUJUH, salik janganlah ada cita-cita atau kehendak maukan sesuatu yang ada pada tangan manusia. Dan tidak boleh memandang manusia, baik mereka membenci atau mencintai dirinya.
- KEDELAPAN, tidak boleh mengeluh jika menghadapi kesukaran, seperti kesempitan rezeki atau sebagainya.
- KESEMBILAN, hendaklah senantiasa menghisab dirinya sendiri dan senantiasa menggalakkan dirinya sendiri untuk terus giat bermujahadah.
- KESEPULUH, hendaklah mengurangi tidur, terutama waktu hampir subuh, karena waktu tersebut merupakan waktu yang paling mudah doa dikabulkan oleh Allah.
- KESEBELAS, hendaklah mengurangkan makan dan makan makanan yang halal saja.
- KEDUA BELAS, hendaklah senantiasa menjaga lidah dan hati, lidah dari berucap perkara yang maksiat dan sia-sia, hati dari semua lintasan jahat, karena sikap ini akan mudah terbukanya hijab.
- KETIGA BELAS, tidak boleh bersenda gurau atau bergelak ketawa karena perbuatan ini akan menggelapkan mata hati.
- KELIMA BELAS, hendaklah mendampingi sahabat dan saudara-saudaranya ketika berasa susah hati atau menghadapi masalah.
- KETUJUH BELAS, hendaklah membuang sifat cinta kebesaran dan pangkat, karena sifat ini akan memutuskan perjalanannya kepada Allah.
- KESEMBILAN BELAS, hendaklah bersifat senantiasa takutkan Allah dan mengharapkan keampunan-Nya. Di samping itu janganlah merasa dirinya itu telah membuat amal soleh, tetapi anggaplah semua amal solehnya yang tidak ada apa-apa maknanya.
- KEDUA PULUH, hendaklah merahsiakan apa juga rahsia ghaib yang telah dikurniakan oleh Allah.
Buku “Shaikh Dalam Ilmu Tarekat”, oleh Shaikh Dr Hj Jahid Sidek Al-Khalidi, Syarikat Al-Falah Publications Sdn Bhd, ms 49 - 50
Post a Comment Blogger Disqus